campuran-gomars
solo punya: GAMBARAN UMUM ALIRAN KEBATINAN

Selasa, 03 Januari 2012

GAMBARAN UMUM ALIRAN KEBATINAN


Bagi anda yang ingin menambah wawasan tentang ilmu kebatinan saya punya sedikit artikelnya tentang gambaran-gambaran ilmu kebatinan semoga bermanfaat.
  1. Aliran kebatinan atau aliran kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa adalah suatu sistim kepercayaan, atau sistim spiritual yang ada di Indonesia, selain agama, aliran, faham, sekte atau madzhab dari agama tersebut, serta bukan pula termasuk kepercayaan adat.
  2. Nama kebatinan lebih dikenal mulai tahun 1950-an hingga akhir tahun 1960-an, muncul dalam berbagai gerakan  atau perguruan kebatinan, yang dipimpin oleh seorang guru kebatinan yang mengajarkan ngelmu atas dasar “ wahyu “ atau wangsit dari Tuhan.
  3. Nama-nama lain dari ilmu kebatinan adalah : ilmu kerohanian, ilmu kejiwaan, ilmu kasuksman, ilmu kesunyatan, ilmu kasampurnaan dan ilmu ke-Allah-an.
  4. Menurut catatan PAKEM ( Pengawas aliran kepercayaan Masyarakat ) Depag pada tahun 1950-an ada lebih dari 400 aliran, yang diantaranya telah berkembang sejak zaman kemerdekaan dan baru terorganisir setelah zaman kemerdekaan, seperti : Aliran suci rahayu ( 1925 ), Budha wisnu ( 1925 ), ilmu sejati prawirosoedarso ( 1926 ), Paguyuban Ngeswti Tunggal ( PANGESTU ) ( 1932 ), paguyuban Sumarah ( 1935 ) dll.
  5. Sebab pertumbuhan aliran kebatinan : Karena adanya pernyataan kebebasan beragama dalam pasal 29 UUD 45, karena juga munculnya krisis spiritual masyarakat akibat dari proses modernisasi yang kurang mampu diantisipasi oleh agama.
  6. Aliran kebatinan mempunyai ajaran yang berbeda-beda, tujuan dan motivasi yhang juga berbeda bahkan ada yang minta disamakan dengan agama, sehingga DEPAG membentuk lembaga penelitian alran kebatinan dan pada tahun 1954 membentuk PAKEM. 
  7. Menjelang terjadinya pemberontakan G 30 S PKI, banyak aliran kebatinan yang disusupi dan dimanfaatkan oleh PKI, dimasuki oleh doktrin-doktrin PKI, mengembangkan klenik yang meniadakan Keesaan Allah, sekedar mengumbar nafsu serta membelenggu fikiran. Sehingga setelah peristiwa G 30 S PKI tersebut pemerintah membubarkan banyak aliran kebatinan dan menertibkan kembali.
  8. Landasan hokum yang dipakai oleh Aliran kebatinan adalah pasal 29 UUD 45, bahwa yang dimaksud dalam kata “ kepercayaannya itu “ adalah  kepercayaan, kebitnan, lejiwaan dan kerohaniahan, sehingga aliran kebatinan mempunyai posisi yang sederajat dengan agama. Selanjutnya  pada SU MPR tahun 1973, 78 dan 83 mereka berhasil memasukkan aliran kepercayaan ke dalam GBHN dalam Tap. MPR no. IV Bidang agama dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tetapi kemudian pada SU MPR 1978 ditegaskan bahwa Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa bukan merupakan agama dan pebinaannya dilakukan agar tidak mengarah pada pembentukan agama baru.
  9. Pada tahun 1970 dibentuk Sekretariat Kerjasama Keprcayaan ( SKK ) dan pada tanggal 18 November 1979 dirubah menjadi Himpunan Penghayat Kepercayaan gerhadap Tuhan YME ( HPK ) yang bertujuann untuk melaksanakan ajran kebatinan di tengah-tengah masyarakat, memelihara budaya dan kepribadiana bangsa, mendapatkan perlindungan hokum, membentuk wadah tunggal AKK serta ikut memayu hayuning Bawana.
  10. Para pendukung ajaran kebatinan adalah golongan proyayi, yaitu golongan keluarga istana dan pejaban pemerintah karaton, mereka termasuk prang-orang abangan dari kalangan ningrat yang tidak memahami agama Islam serta tidak melaksanakan syareat Islam. Mereka masih mempertahankan keprcayaan Hindu dan hanya menerima Islam sebagai formalitas serta tambahan dalam wacana budaya. Islam mereka memerlukan Islam dalam praktek ajaran mistik terutama yang mereka angggap sesuai dengan keyakinan hindu  ( semacam hulul dan wihdatul wujud ) yang dalam Islam sendiri tidak dibenarkan.
  11. Mulai masuknya ajaran kebatinan ini adalah sejak masa pemerintahan sultan Trenggono di Demak, yang mengangkat sunen Geseng – saudara sepergutuan Syekh siti Jenar – sebagai penghulu keraton yang mengajarkan manunggaling kawulo Gusti, Sultan Trenggono juga mempunyai menantu tertua yang bernama Mas Karebet atau Joko Tingkir, Bupati Pengging  putra Ki Kebo Kenongo yang juga salahs atu dari murid Syekh Siti Jenar. Kakek dari Jaka Tingkir adalah Prabu Adyaningrat, menantu prabu Brawijaya V dari majapahit. Ketika Majapahit runtuh dan Demak berdiri prabu Adyaningrat berusaha untuk melanjutkan dinasti Majapahit. Ketika Jaka Tingkir berhasil mengalahkan Aryo Penangsang dan dikukuhkan sebagai sultan pengganti sultan trenggono, ia memindahkan kerajaannya ke Pajang karena banyak mempunyai pendukung dari kebatinan, gelarnya adalah Sultan Hadiwijaya. Isalam kemudian dipadukan dengan Hindu Syiwa dalam bentuk mistika union, manunggaling kawulo Gusti, hal ini terus berlangsung hingga kekuasaan Pajang pindah ke Mataram dengan Rajanya Sultan Agung yang merumuskan falsafah kejawen dalam kitab sastra gendhing.
  12. Dari abd XVI hingga XIX keraton telah berhasil mensosialisasikan ajaran Islam yang disingkritiskan dengan hindu, bercorak mistik, klenik, animisme dan hinduisme, karena Islam terisolasi dari ortodoksi di Makkah. Isolasi masyarakat Islam Indonesia terbuka setelah terbuka jalur pelayaran dab mulai banyak orang Indonesia yang menunaikan ibadah hajji, mereka mulai mengenal jaran Islam yang murni yang menekankan pada al-Qur’an dan al-Hadist, ditambah lagi peranan para pedagang Arab, Gujarat  dan lain-lainnya yang mengajajarkan Islam murni. Gerakan ortodoksi Mesir juga ikut mempengaruhi dinamikan puritanisme Islam di Indonesia sehingga berdirilah al-Irsyad, Muhammadiyah dll.
  13. Masyarakat pesantren yang berkembang di Indonesia mempunyai dua corak, yang pertama bercorak tradisonal, banyak bernaung dibawah organisasi Nahdhatul ‘Ulama dan menerapkan setrategi dakwah cultural dan yang lain bercorak modernis yang berorientasi lebih dekat dengan ortodoksi Islam dengan semangat reformasi serta pembaharuan  dan pemurnian ajaran Islam.
  14. Pada waktu yang bersamaan muncul pula semangat keberagamaan kejawen, sebagai reaksi terhadap perkembangan keagamaan dan arus modernisasi, yang oleh pengikutnya disebut sebagai nilai  asli jawa.
  15. Gerakan kebatinan baru muncul  secara konkrit dalambentuk perguruan dan organisasi  pada akhir abad 19, seperti Hardapusara 1895, Ilmu Sejati 1914 dan Susila Budhi Darma ( Subud ) 1925 serta Paguyuban Ngesti Tunggal ( Pangestu ) 1935.
  16. Prof. Dr. H.M. Rosyidi mengelompokan aliran kepercayaan ke dalam 4 golongan yaitu :
  • Aliran Okkultis yang mengandalkan kekuatan ghoib untuk menghadapi persoalan hidup.
  • Aliran Mistik yang berusaha mencapai manunggaling kawulo Gusti dalam kehidupan manusia.
  • Aliran Metafisik yang mengkaji paran sangkaning dumani, dari mana asal hidup manusia serta kemana tujuannya.
  • Aliran Ethis yang berhasrat menempuh budi luhur dalam kehidupan.
mungkin cukup sampei disini dulu gan,, selanjutnya kita bahas di artikel selanjutya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar