Ikhlas bukanlah satu hal yang mudah untuk seseorang, keikhlasan memerluan hati yang yang, harus dilandasi dengan perasaan tulus. Banyak orang berkata ikhlas tapi tidak memahami arti ikhlas, ikhlas bukan hanya dalam perkataan tapi ketulsan hati yang sedalam-dalamnya. akan sangat mulia sekali apabila seorang hamba allah yang dapat memahami dan bisa melaksanakan arti keikhlasan. Apa rahasia keihlasan?
Rahasia Keikhlasan. Al-kisah, dalam sebuah peperangan pasukan Islam berhasil mengepung benteng musuh, tetapi karena kokoh, sangat sulit untuk menembusnya, bahkan beberapa korban mulai berjatuhan dari tentara Islam akibat serangan musuh dari balik benteng. Rasa frustasi mulai merayap di hati sebagian kaum muslimin, hingga akhirnya ada seorang prajurit bercadar di keremangan malam itu yang mengomando teman-temannya agar bersiap di depan pintu gerbang benteng, sang prajurit dengan gegah berani melompat kedalam benteng, beberapa pasukan penjaga pintu berhasil ia lumpuhkan, meskipun beberapa sabetan pedang dan tombak juga mengenainya. Ia berhasil membuka pintu gerbang dan secepat kilat pasukan Islam yang diluar benteng menyerbu bak air bah, musuhpun ditaklukkan dan benteng dikuasai. Sang prajurit yang menjadi kunci kemenangan tersebut berbaur dengan kawan-kawannya tanpa diketahui identias jati dirinya. Panglima pasukan penasaran, ingin mengetahui sekaligus memberi penghargaan atas kepahlawanannya. Beberapa kali himbauan telah diumumkan, namun tiada seorang pun yang mengaku atau memberi tahu. Hingga suatu saat, ketika sang panglima sedang sendirian di dalam tenda, ada seorang prajurit datang menghadap “ Apakah panglima ingin tahu prajurit bercadar yang berhasil menyelinap ke dalam benteng musuh dan membukakan pintu gerbang ? “ tanyanya “ Ya “ Jawab sang panglima “ Saya tahu siapa orangnya, saya akan beritahukan kepada anda, asal syaratnya anda penuhi “. Lanjutnya. “ Baiklah “ kata panglima, . Sang prajutir menjelaskan “ Anda tidak boleh bertanya siapa namanya, tidak boleh diberitahukan kepada umum serta tidak boleh diberi imbalan apapun “. Setelah panglima menyatakan kesanggupannya, prajurit tersebut berkata “ Dia adalah saya “ Sang panglima memeluknya serta berdoa memohon kepda Allah untuk dimasukkan surga bersama sang prajurit tadi, selanjutnya ia mohon diri dan berbaur kembali dengan kawan-kawannya. Melalui orang-orang ikhlash seperti inilah Allah memenangkan umat Islam. “ Dialah Allah yang telah menguatkanmu dengan pertolongan-Nya serta dengan perantaraan orang-orang yang beriman “. Semakin banyak diantara kita yang berjiwa ikhlash, insya Allah kejayaan umat akan semakin dekat.
Itulah salah satu rahasia keikhlasan, landasan kemenangan perjuangan. Maka tidak mengherankan bila Mentri Wakaf Mesir ketika berkunjung ke Gontor menyatakan bahwa beliau tidak kagum dengan kemajuan fisik maupun jumlah santri Gontor yang banyak, beliau optimis bahwa Gontor akan terus berkembang dan maju karena mempunyai jiwa yang menjamin kelangsungannya, diantaranya adalah keikhlasan. “ Segala sesuatu akan binasa kecuali wajah Allah “, Demikian pula amal perbuatan kita bila diikhlaskan karena Allah akan abadi, yang tidak ikhlash akan runtuh di tengah jalan.
Memang sulit memelihara konsistensi amal agar selalu ikhlas, karena tipisnya batas dengan riya’ – sesuatu yang paling dikhawatirkan Rasulullah atas umatnya – juga karena secara fithrah manusia sulit dilepaskan dari tendensi-tendensi pribadi dan duniawi. Dengan sangat indah Allah menggambarkan amal yang ikhlash adalah seperti air susu yang tersimpan di dalam perut ternak, dan terletak diantara kotoran dan darah, hanya ada lapisan tipis sebagai pembatas “ Dan sungguh bagimu dalam binatang ternak terdapat ibrah ( pelajaran ), Kami memberi minum kepada kalian dari yang ada di dalam perutnya, apa yang ada dintara kotoran dan darah, susu yang murni dan mudah dicerna bagi orang-orang yang meminumnya “ ( An-Nahl : 66 ). Amal yang tidak ikhlas dan dilandasi riya’ atau sum’ah, tidak akan bermanfaat dan akan gugur tersingkirkan dari kehidupan, digambarkan seperti susu yang tercemar kotoran, tidak sehat diminum bahkan membawa penyakit sekaligus mudah busuk. Sedang amal yang didasari hasad serta kedengkian hanya akan menyebabkan perselisihan dan permusuhan hingga akhirnya penumpahan darah, seperti susu yang bercampur darah, lebih menjijikkan lagi.
Contoh nyata yang diabadikan Al-Qur’an adalah kisah Qobil dan Habil, keduanya mempersembahkan qurban kepada Allah, Allah menerima qurban Habil karena ikhlas “sesungguhnya Allah hanya menerima amal dari orang-orang yang bertaqwa ( mukhlisin) saja “, sedang qurban Qobil ditolak Allah, karena dilandasi motifasi duniawi, Qobil yang kecewa menumpahkan darah kakak kandungnya sendiri, itulah pembunuhan pertama dalam sejarah umat manusia. Mari kita lihat dalam kenyataan hidup, berapa banyak organisasi, institusi, perkumpulan, partai dan lembaga yang runtuh di tengah jalan, menjadi ajang perseteruan dan permusuhan antar pengurusnya karena ikhlas tidak menjadi landasan amal mereka. Yang paling aktual dalam sejarah politik Indonesia, sangat sulit menyatukan kekuatan umat Islam, termasuk dalam pemilihan presiden. Karena kekurangikhlasan para pemimpin untuk mengutamakan kemashlahatan umat atas kelompok, golongan dan partai.
Seorang mukhlis akan senantiasa konsisten dalam amalnya, tidak bertambah semangat dengan pujian atau mlempem dengan kritikan. Dia tidak akan mencari popularitas, meskipun mungkin ia adalah orang yang sangat terkenal, karena itu bukan tujuan. Orientasinya adalah bagaimana bisa mempersembahkan karya terbaik bagi Allah. Bila kita memberi hadiah kepada orang yang kita cintai, seperti keluarga pastilah sesuatu yang istimewa, mempersembahkan sesuatu kepada Allah tentunya harus yang paling istimewa. Dia akan mempunyai produktifitas tinggi, karena ingin merubah yang nisbi (umur ) menjadi abadi dengan amal yang bernilai jariah karena Allah. “ sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang yang mati, serta menulis apa-apa yang telah mereka lakukan serta bekas-bekas amal mereka, dan segala sesuatu itu kami catat dalam buku yang nyata “ ( Yasin : 12 ). Betapa indahnya dunia ini bila diisi oleh orang-orang mukhlisin.
Sebaliknya betapa meruginya mereka yang tidak mengikhlaskan amal ibadahnya, hasil jerih payahnya akan sia-sia, amal perbuatnnya bagai fata morgana, seperti debu yang bertaburan. “ Katakanlah ( hai Muhammad ) maukah Kami beritahukan kepada kalian orang-orang yang merugi dalam amalnya, yaitu orang-orang yang sesat usahanya dalam kehidupan dunia, dan mereka menyangka bahwa sesungguhya telah melakukan perbuatan baik “ ( al-Kahfi : 103 -104 ). Maka sangat bijak bila Imam al-Ghozali menyatakan bahwa manusia itu semuanya binasa kecuali yang berilmu, yang berilmu pun akan binasa kecuali yang beramal, yang beramal juga binasa kecuali yang ikhlas karena Allah. Semoga kita termasuk hamba-hamba Allah yang mukhlasin.
semoga artikel singkat ini dapat menggugah jiwa kita untuk mengamalkan arti ikhlas dalam diri mita, amiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar