Do’a menunjukkan orientasi hidup dan cita-cita seseorang, siapa yang perhatiannya hanya urusan duniawi, do’anya terbatas pada masalah-masalah duniawi, dan siapa yang mengharapkan akhirat do’anya akan mengarah kesana. Bahkan ketika hajji, banyak orang yang hanya menghususkan do’anya untuk urusan-urusan duniawi ( jodoh, pekerjaan, pangkat, karir dll ) sehingga dia tidak mempunyai lagi bagian di akhirat. Sementara itu sebagian lainnya memohon kebaikan dunia dan akhirat serta terbebas dari api neraka, mereka inilah yang terpuji dan akan mendapatkan apa-apa sesuai dengan usahanya. ( al-Baqoroh : 200).
Apa yang semestinya menjadi cita-cita dan do’a orang-orang beriman ?. Untuk hal ini kita bisa belajar dari al-Qur’an yang telah memberikan tuntunan gamblang :
- Doanya orang-orang yang mendalam ilmunya ( arrasikhun ) adalah memohon agar diteguhkan hatinya, serta mendapat limpahan rahmah ( Ali Imron : 8 ).
- Ulul albab memohon ampunan setelah memenui panggilan iman, juga memohon dihapusnya kesalahan dan husnul khotimah ( Ali Imron : 193 – 194)
- Ashabul kahfi memohon limpahan rahmah, serta bimbingan dalam segala urusan mereka ( al-Kahfi : 10 )
- Nabi Ibrohim memohon kebaikan generasi yang menjadi penegak sholat (brohim : 40 - 41 )
- Do’a-do’a nabi Muhammad SAW kalau kita teliti untuk memhami apa yang menjadi cita-cita beliau, kita akan temukan do’a-do’a yang sangat istimewa.
Pada kesempatan ini kita mencoba untuk menelaah apa yang menjadi cita-cita dan do’a para ibadurrahman, seperti yang diabadikan Allah dalam al-Furqon : 74. Yakni memohon kebaikan generasi penerus, agar menjadi qurratu ‘ain, sholihin, taat kepada Allah jauh dari ma’shiat.
Pandangan mata dan hati kita akan sejuk manakala kita mempnyai istri yang sholehah (menyenangkan bila dipandang, taat bila disuruh, menjaga amanah saat kita pergi, membantu kita dalam ketaatn dan urusan akhirat, menggeraqkkan keimanan kita, mwncegah kita dari ma’shiat dst. Bukan justru yang membuat kita celaka dengan mengolok-ngolok kefakiran kita, membanding-bandingkan kita dengan tetangga dalam urusan dunia sehingga mendorong kita untuk mengambil jalan pintas dalam mencari rizqi.
Wanita salaf bila mengantar suaminya untuk bekerja berpesan “ Jangan sampai anda mencari rizki yang haram, karena kami lebih tahan menderita lapar daripada menahan siksa neraka “. Ucapan ini akan sangat membantu suami, menjadi rem agar tidak memakan harta haram, menerima suap, pungli, korupsi dll. “Berhentilah pada batasan Allah, cariyang halal, jauhi yang haram bahkan hindarilah yang subhat, karena barangsiap ayang menjauhi subhat sungguh telah menyelamatkan agamanya, dan yang meremahkan syubhat dan terperosok ke dalamnya, sama saja dengan terperosok dalam haram. ( H.R. Bukhori, Muslim, Tirmidzi, Abu Daud dan Ibnu Majah ) Tinggalkan yang engkau ragukanmenuju yang tidak meragukan.
Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasannya adalah wanita yang sholehah (H.R. Muslim, Nasai dan Ibnu Majah ) Wanita yang menjadi perhiasan, bukan sekedar yang cantik, yang kaya, tetapi yang mempunyai mentalitas dan akhlaq agama ( dzatuddin ). Wanita yang demikian yang akan menadji lahan subur untuk menyemai generasi sholihin, karena ia akan menjadi pendidik utama bagi keluarganya.
Diterangkan dalam hadist bahwa setelah taqwa kepada Allah, hal terbesar yang bisa dimanfaatkan oleh seorang lelaki adalah : istri yang sholehah, kalau disuruh taat, kalau dilihat menyenangkan, kalau diberi nafaqoh diterima dengan baik, ( disyukuri ) dan bila ditinggal pergi dia bisa menjadi penasehat bagi dirinya dan harta benda suaminya (H.R. Ibnu Majah )
Dalam al-Qur’an Allah menjelaskan diantara ciri wanita sholehah adalah yang taat kepada Allah, serta menjaga yang ghoib, apa-apa yang dijaga oleh Allah ( An-nisa’ : 34 ). Ia menjaga dirinya, suaminya, kehormatannya, anak-anaknya, harta benda, rahasia dll.
Itulah tadi ciri-ciri wanita sholehah yang menjadi dasar kebahagiaan rumah tangga : Diantara kebahagiaan bani adam adalah : wanita sholehah, tempat tinggal yang baik dan kendaraan yang baik ( H.R. Ahmad ) . Empat hal yang apa bila diberikan kepada seseorang sungguh telah diberikan kepadanya kebaikan dunia dan akirat : hati yang bersyukur, lidah yang berdzikir, badan shabar atas cobaan dan istri yang tidak mencari-cari kekurangan dalam dirinya dan harta bendanya “ ( H.R. Thabrani ).
Wanita generasi salaf justru sering mendorong suaminya untuk berjihad, berinfaq, menegakkan Negara Islam, membangun peradaban, meninggikan kalimah Allah dimuka bumi, menentang para thaghut yang memerangi umat Islam.
Jangan sampai istri-istri kita menjadi bagian dari 3 hal yang membuat kebangkrutan dunia kahirat ( fawaqir ) , yaitu : Imam yang kalau kita berbuat baik kepadanya tidak pernah berterima kasih, tetapi kalau kita salah tidak mau memaafkan, tetangga yang selalu menyembunyikan kebaikan kita dan menyebarluaskan kejelekan kita, serta istri yang selalu menyakiti kita bila kita ada dan khianat bila kita pergi ( H.R. Thabroni ). Sebagaimana disebut dalam hadist lain,bahwa kesengsaraan seseorang diantaranya disebabkan oleh istri yang jahat, rumah yang jelek dan kendaraan yang jelek.
Demikian pula hendaknya para istri berdo’a memohon kepada Allah agr dikaruniai suami yang sholeh, yang menyuruh untuk menegakkan sholat, menunaikan zakat, seperti yang dilakukan oleh nabi Isma’il “ Ada pun Ismail, maka ia menyuruh ahlinya untuk menegakkan sholat, menunaikan zakat dan dia disisi Allah diridhoi “ (Maryam : 55 ). Menyuruh kebaikan, mencegah kemungkaran, membantu dalam ketaatn kepada Allah, memimpin keluarganya, menjaga mereka dari siksa api neeraka. Karena diantar sebab kesengsaraan seorang wanita adalah manakala mempunyai suami yang tidak kenal Allah, tidak sholat, berakhlak tercela, melanggal batasan-batasan Allah.
Selanjutnya memohon agar dikaruniai keturunan yang sholihin ( menjadi permata hati), nak menjadi permata hati bukan sekedar tumbuuh besar, sehat, cakep, sukses belajarnya, dapat pekerjaannya ( mentas ). Tetapi yang bisa terjaga dari api neraka, lurus aqidahnya, rajin ibadahnya, luhur akhlaqnya, berbakti kepada Allah, kepda orang tua, bisa menjalankan fungsinya dalam memakmurkan bumi, berpengetahuan luas dsb.
Apa artinya punya anak sukses dalam urusan duniawi, tetapi tidak beribadah kepda Allah, durhaka kepada orang tua, lebih setia kepada teman dan istrinya dan orang tua diterlantarkannya.
Dan permohonan berikutnya yang menjadi kunci agar bisa mempunyai keluarga yang menjadi permata hati adalah manakal kita sebagai kepala rumah tangga bisa menjadi imam bagi orang-orang yang bertaqwa, artinya menjadi teladan dalam ketaqwaan kepada Allah. Imam ada dua macam ada yang menyeru kepada surga (menyuruh sholat, zakat dan kebaikan ) senjatanya adalah shabar dalam menhadapi syahawat dan yakin dalam menghadapi syubhat. (al-Anbiya’ : 73, Assajdah : 24 ) Dan ada pula yang menyeru ke neraka, sebagai propagandis menuju pintu-pintu jahannam dengan segala macam caranya. ( al-Qoshash : 41 )
Karena itu marilah kita membangun cita-cita yang luhur, abadikan dan bangun cita-cita kita dalam do’a khususnya harapan untuk memiliki generasi yang sholihin. Amien.
artikel singkat ini semoga bermanfaat bagi pembaca dan saya khususnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar