Maraknya Pembunuhan karena Masyarakat Kurang Sejahtera.
Jakarta Kasus penembakan maupun pembunuhan di tengah masyarakat marak terjadi belakangan ini. Ditengarai karena masih ada masyarakat yang belum sejahtera.
"Orang yang sedikit dapat banyak yang banyak dapat sedikit. Maksudnya sedikit yang kaya hanya 40 persen, banyak yang kaya tapi kaya utang, 60 persen miskin. Apabila kita sejahtera tidak mungkin kita melakukan ini. Ini salah pemimpin," kata Ketua Suara Independent Rakyat Indonesia, Eggy Sudjana.
Hal itu disampaikan dia dalam acara diskusi 'Memperat hubungan suku agama dan golongan dalam iklim penegakan hukum yang berkeadilan' di Gedung Joeang 45, Jl Menteng Rayam Jakarta Pusat, Jumat (2/3/2012).
Eggy mengaku miris melihat kejadian-kejadian kekerasan terakhir ini. "Miris melihat kejadian-kejadian terakhir, penembakan, bunuh-bunuhan. kehadiran kita sebagai ormas dan LSM tidak boleh diintervensi (uang) demi kepetingan kelompok. Kita sudah sepakat lewat supremasi hukum. Jangan sampai ada yang diadu domba," tambahnya.
Dia lantas mengingatkan adanya praktik politik uang dalam pemilihan uang. Demi memenangkan pertarungan ada parpol yang tidak segan-segan menyebar uang. Karena itu dia mengapresiasi kemunculan calon-calon independen di pemilihan kepala daerah.
Menurut dia, calon independen relatif lebih bersih ketimbang calon yang diusung parpol. "Kalau suara independen tidak begitu (politik uang," ucap Eggy.
Kasus kekerasan yang terjadi belakangan ini antara lain penyerangan ke RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, pada pekan lalu. Dua orang tewas terkena sabetan senjata tajam. Sedangkan beberapa orang lainnya luka-luka. Pembacokan di area pengadilan juga terjadi di Pengadilan Tipikor Bandung. Jaksa non-aktif Sistoyo tiba-tiba dibacok seorang pria karena kesal dengan perilaku korup.
Maraknya Pembunuhan karena Masyarakat Kurang Sejahtera.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar